BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kecakapan berbahasa Indonesia yang baik mencakup dalam
empat hal besar, yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya sangat berhubungan satu
sama lain. Selain itu kemahiran dalam hal berbahasa lisan juga menuntut
penguasaan yang baik, dalam hal ini kemahiran dalam hal lisan harus memenuhi
beberapa kriteria, antara lain : ketenangan sikap, kebenaran serta kemampuan
untuk menampilkan gagasan-gagasan secara lancar dan teratur.
Selanjutnya kecakapan berbahasa dalam hal lisan ini dapat
dituangkan dalam sebuah presentasi ilmiah maupun semacam pidato. Dalam kedua
bentuk praktek ilmu Bahasa Indonesia tersebut harus diperhatikan beberapa hal
penting yang kemudian akan menjadi pegangan dan etika demi mewujudkan hasil
yang sempurna.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang
berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik- baiknya, agar tercapai apa
yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidatotersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik
/ umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan
yang cukup, keberanian dan ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan pedoman
berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baik maka
yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan
serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitandengan
pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, metode
pidato, persiapan pidato, materi pidato, kriteriari pidato yang baik, cara dan
etika dalam pidato, dan cara berpidato yang efektif.
B. Rumusan
Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan pidato ?
b.
Apa tujuan berpidato ?
c.
Apasajakah jenis/macam-macam pidato ?
d.
Apasajakah metode yang digunakan dalam berpidato ?
e.
Apasajakah materi dalam pidato ?
f.
Bagaimanakah kriteria pidato yang baik ?
g.
Bagaimanakah cara dan etika yang baik dalam berpidato
?
h.
Bagaimanakah cara berpidato yang efektif ?
C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa membantu bagi
yang membutuhkan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pidato, baik
itu dari segi definisinya, tujuan pidato, jenis/macam-macam pidato, metode
pidato, persiapan pidato, materi pidato, serta tata cara cara berpidato yang
baik dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato
Pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata
yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pidato didefinisikan sebagai :
Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang
banyak, Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.
Pidato
adalah semacam cara penyampaian
gagasan, ide-ide, tujuan,
pikiran serta informasi
dari pihak pembicara kepada orang banyak
(audience) dengan cara
lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu
sebagai seni membujuk/mempengaruhi orang lain. Berpidato sangat erat hubungannya dengan retorika (rhetorica), yaitu
seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang
sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti:
pembicara, pendengar, persiapan, tujuan, isi
pidato, serta terknik-teknik dan etika dalam berpidato.
Pidato
juga merupakan suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan yang
disampaiakan oleh Presiden,
pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara
atau event, dan lain sebagainya.
Pidato
yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi pendengarmya. Kemampuan berpidato atau berbicara
yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir
yang baik, karena lewat berpidato tersebut orang banyak bisa menilai
sejauh mana kemampuan seseorang dalam menguasai hal-hal yang sesuai dengan
bidang serta pengetahuannya. Selain itu kemampuan berpidato di depan umum bisa
dijadikan semacam titik tolak untuk menjadi pemimpin yang hebat dan disegani
serta akan menjadi panutan dalam kehidupan.
Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau
event, pidato pelepasan siswa, pidato memperingati hari Kartini, dan lain
sebagainya.
B. Tujuan Pidato
Adapun
tujuan pidato secara umum adalah :
1.
Informatif
bertujuan untuk memberikan laporan, informasi,
pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk orang lain / pendengar. Topik yang
cocok untuk jenis pidato Informatif ini, antara lain: Cara Belajar Efektif,
Cara Beternak puyuh, dan lain-lain.
2.
Persuasif dan instruktif
bertujuan untuk mempengaruhi, mendorong, meyakinkan
dan mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu hal dengan suka rela. Contoh
topik yang sesuai dengan jenis pidato persuasif antara lain: Toleransi Beragama
Kunci Persatuan Nasional, Menanam Apotek Hidup, dan lain-lain.
3.
Edukatif
Bertujuan untuk menekankan pada aspek-aspek
pendidikan.
4.
Entertain
bertujuan
memberikan penyegaran kepada pendengar dan membuat pendengar itu senang dan puas dengan ucapan
yang disampaikan.
5.
Deskriptif
Pidato yang bertujuan melukiskan keadaan. Topik yang
cocok untuk jenis pidato deskriptif ini, antara lain: Suasana Tamam Mini di
Jakarta, Kesenian merupakan Budaya Bangsa, dan lain-lain.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1.
Pidato pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan
oleh pembawa acara atau MC.
2.
Pidato pengarahan, adalah pidato untuk mengarahkan
pada suatu pertemuan.
3.
Pidato sambutan, adalan pidato yang disampaikan pada
suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa
orang dengan waktu terbatas secara bergantian.
4.
Pidato peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan
sesuatu.
5.
Pidato laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6.
Pidato pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban suatu
kegiatan yang telah dilaksanakan.
D. Metode Pidato
Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan ada empat
macam metode pidato :
1.
Impromtu ( serta merta )
Metode ini merupakan pidato yang apabila menghadiri suatu acara atau pesta
dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato.
Keuntungan
dari metode ini antara lain :
a.
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara.
b.
Gagasan yang disampaikan datang secara spontanitas.
c.
Memungkinkan untuk terus berpikir mencari gagasan yang
ingin disampaikan
Kerugiannya :
a.
Menimbulkan kesimpulan yang mentah.
b.
Mengakibatkan penyampaian yang kurang lancar.
c.
Demam panggung.
2.
Manuskrip ( membaca naskah )
Merupakan metode pidato dengan naskah, disini tidak berlaku istilah
“menyampaikan pidato” tapi “ membacakan pidato”. Metode ini dibutuhkan oleh
tokoh-tokoh penting atau orang-orang yang mempunyai jabatan, sebab kesalahan
sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan atau memperburuk citra orang yang
berpidato itu sendiri.
Keuntungannya :
a.
Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan
sebaik-baiknya.
b.
Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
c.
Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
d.
Tidak ngawur atau asal-asalan.
e.
Manuskrip dapat diperbanyak.
Kerugiannya :
a.
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
tidak berbicara langsung kepada mereka.
b.
Pembicara tidak dapat melihat
pendengar dengan baik, karena harus fokus juga kepada naskah pidatonya.
c.
Pembuatan lebih lama.
3.
Memoriter
Merupakan metode pidato dengan menulis pesan atau gagasan yang akan
disampaikan dan kemudian harus diingat kata demi kata.
Keuntungannya
:
a.
Kata-kata yang akan digunakan dapat dipilih dengan
sebaik-baiknya.
b.
Gerak dan isyarat yang
diintegrasikan dengan uraian.
Kerugiannya :
a.
Komunikasi pendengar akan berkurang
karena pembicara beralih kepada usaha untuk mengingat kata-kata yang akan
disampaikan.
b.
Memerlukan banyak waktu.
4.
Ekstemporan
Merupakan metode pidato yang sudah dipersiapkan sebelumnya berupa garis
besar dan pokok penunjang pembahasan ( supporting points ), tetapi pembicara
tidak berusaha mengingatnya kata demi kata.
Keuntungannya :
a. Komunikasi pembicara dengan pendengar
lebih baik
b. Pesan yang
disampaikan lebih fleksibel.
Kerigiannya
:
a.
Kemungkinan gagasan yang akan
disampaikan menyimpang dari garis besar.
b.
Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih
kata-kata.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1.
Menentukan
Tujuan Pidato
2.
Memilih
Pokok Persoalan
3.
Mengetahui
dan Menganalisa audience dan suasananya.
4.
Mengumpulkan
materi pidato.
5.
Menyusun
Kerangka Materi Pidato
6.
Melakukan
Latihan Pidato
7.
Menghilangkan
Perasaan “Demam” Panggung
dengan cara, memfokuskan pikiran pada diri sendiri dan harus percaya diri serta menganggap
audience tidak tahu tentang apa yang kita bicarakan, memperdalam materi dengan
baik, mempersiapkan konsep pidato beberapa hari sebelumnya, membaca
berulang-ulang materi pidato, mempersiapkan diri beberapa jam sebelum tampil
dan jangan tergesa-gesa, serta istirahat yang cukup, terakhir sudah tentu adalah dengan berdoa.
F. Materi Pidato
Biasanya materi pidato, baik
yang menggunakan naskah maupun tanpa naskah memiliki empat bagian, yaitu :
1.
Pendahuluan,
yang berfungsi untuk mengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas dan
sebagai upaya menyiapkan mental audience. Pada bagian ini yang terpenting kita berusaha membangkitkan dan mengarahkan
perhatian audience pada pokok permasalahan yang akan dibicarakan.
2.
Isi. Pada
bagian ini pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan
latar belakang permasalahannya. Pokok pembicaraan dikemukakan sedemikian rupa
sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para audience.
3.
Pembahasan.
Bagian ini merupakan kesatuan, yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal
yang dikemukakan pada bagian isi. Pada bagian isi ini biasanya berisi berbagai
hal tentang penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi,
angka-angka dan perbandingan, kontras-kontras, bagan-bagan, model, dan humor
yang relevan.
4.
Kesimpulan.
Ini adalah bagian akhir dari sebuah pidato, yang merupakan kesimpulan dari
keseluruhan uraian sebelumnya.
G. Kriteria Berpidato yang Baik
Kriteria berpidato yang baik adalah
sebagai berikut :
1.
Isinya
sesuai dengan apa yang sedang berlangsung
2.
Bermanfaat
bagi pendengar
3.
Isinya jelas
dan benar serta objektif
4.
Menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti
5.
Tersampaikan
secara baik dan benar
H.
Tata Cara dan Etika Berpidato Yang Baik
Adapun etika dalam berpidato antara lain
:
1.
Etika berpidato di depan umum,
meliputi :
a.
Mengenakan
pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan.
b.
Tampil
dengan bersahaja, sopan dan rendah hati.
c.
Menyisipkan
beberapa humor segar dalam pidato.
d.
Gunakan
kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana
e.
Sebagai kata penutup jangan sampai
lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan
lain-lain.
2.
Etika berpidato di depan pejabat,
meliputi :
a.
Menghilangkan rasa rendah diri.
b.
Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu
dan lainnya.
c.
Jangan terlalu memberikan
penghormatan yang berlebihan pada audience.
3.
Etika Berpidato di depan pemuka
agama, meliputi ;
a.
Jangan mengeluarkan kata-kata yang
bisa menyinggung umat beragama.
b.
Jangan ada nada merendahkan atau
memuji agama tertentu.
c.
Perbanyak istilah-istilah keagamaan.
4.
Etika berpidato di depan para
wanita, meliputi :
a.
Bila yang menjadi pembicara seorang laki-laki, maka
hati-hati jangan sampai menyinggung harkat martabat wanita.
b.
Harus menggunakan istilah-istilah yang tepat seperti
ibu-ibu atau saudari sekalian.
c.
Hindari pemakaian kata-kata kasar,
kurang senonoh atau kurang sopan.
5.
Etika
Berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa, meliputi :
a.
Pidato harus
mengutamakan penalaran yang berikaitan dengan dunia anak-anak muda.
b.
Jangan
mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang.
c.
Jangan sampai mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda.
6.
Etika berpidato di depan masyarakat, meliputi :
a.
Jangan
berbohong.
b.
Gunakan
kata-kata yang sopan dan sederhana.
c.
kapan perlu
sisipkan beberapa istilah dalam bahasa stempat
Selain itu ada beberapa hal penting berkaitan
dengan berpidato.
Yang harus diperhatian adalah :
a.
Posisi
Berbicara. Seorang pembicara harus sedapat mungkin dilihat oleh semua audience.
Kalau boleh tidak duduk, usahakan untuk berdiri, agar semua audience dapat
menatap wajah dan penampilan pembicara.
b.
Mengatur
Suara Dalam Berpidato. Usahakan mengeluarkan suara dengan jelas, tegas, dan
nyaring dan sesuaikan dengan ruang pertemuan, apakah ruang kecil atau ruang
aula yang luas dan besar.
c.
Volume,
Intonasi dan Pelafalan. Pada saat berpidato, usahakan untuk mengatur volume suara, intonasi, dan pelafalan.
d.
Sisipkan
humor yang sopan, segar dan relevan.
e.
Gerak Tubuh,
seperti tangan, telapak tangan, jari, kepala, raut muka, dan lain-lain juga
mendukung daya tarik dalam berpidato, namun jangan terlalu berlebihan, dan
harus sesuai dengan apa yang sedang dibacarakan.
f.
Penggunaan
mikropon, bila ada mikropon maka gunakanlah
dengan sebaik-baiknya dan jangan menempel di mulut namun agak jauh dari mulut
pada saat berbicara agar suaranya bagus.
g.
Bila ada
slide ( berupa OHP dan LCD), alat peraga, papan tulis, sangat efektif untuk
menunjang kegiatan saat berpidato.
I. Cara pidato dengan efektif
Efektivitas pidato
dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya pelafalan, intonasi, nada, dan
sikap berpidato.
1.
Lafal
Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung mempunyai
karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato dalam bahasa
Indonesia pembicara harus menggunakan lafal baku yang dimiliki oleh bahasa
Indonesia.
2.
Intonasi
Dalam kegiatan berpidato intonasi mempunyai dua fungsi pokok, pertama
intonasi menentukan makna kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda,
klausa sama dapat menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena
perbedaan intonasi kalimat. Contohnya, Bambang duduk di pengurusan ( berita ),
Bambang duduk di pengurusan ? ( tanya ), Bambang duduk di pengurusan !
(perintah).
Kedua, intonasi dapat mempengaruhi daya persuasi pidato. Dengan penggunaan
intonasi yang tepat pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau meyakinkan
pendengarnya. Oleh karena itu daya tarik pidato juga sangat ditentukan
ketetapan penggunaan intonasinya.
3.
Nada
Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas nada
biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara bergetar, jika pita
suara bergetar cepat maka nada yang dihasilkan akan tinggi, tetapi jika pita
suara bergetar lambat, nada yang dihasilkan adalah rendah.
Dalam prose berpidato nada mempunyai fungsi yang cukup penting, walaupun
dalam bahasa Indonesia nada tidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya
dapat mempengaruhi daya tarik dan efektifitas pidato. Untuk itu penggunaan nada
tertentu dalam pidato bukanlah sewenang-wenang, penggunaannya didasari oleh
kesadaran akan fungsinya di dalam mengefektifkan proses penyampaian dan
pemahaman pidato.
Pidato yang efektif biasanya menggunakan nada yang bervariasi. Variasi nada
ini sejalan dengan beragam kalimat yang digunakan dalam pidato itu, ketika isi
pidato mengajak seseorang untuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi
lebih tepat untuk digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, maka nada
tinggi bukanlah pilihan yang tepat. Dengan kata lain penggunaan nada yang
tinggi atau rendah sangat ditentukan oleh isi kalimat yang dituturkan serta
harus sesuai dengan keadaan.
4.
Sikap
Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas
pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap
diri dan lingkungannya. Berikut ini beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan
pada saat berpidato :
a.
Berdiri deengan rileks, jangan tegang atau kaku.
b.
Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.
c.
Cipatakan rasa humor yang sehat.
d.
Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi
pendengar.
e.
Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.
f.
Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat,
dan
g.
Sopan.
J. Pelaksanaan
Pidato
Pembukaan. Pembukaan pidato
merupakan bagian penting dan meainkan peranan bagi pembicara, karena bagian ini
dapat memeberikan kesan pertama bagi para audience.. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan seorang pembicara untuk membuka pidatonya: dengan
memperkenalkan diri, Membuka
pidato dengan humor; membuka pidato dengan pendahuluan secara umum.
Inti Pidato. Setelah selesai
melakukan pembukaan dengan salah satu cara di atas, maka langsung dilanjutkan
dengan menyajikan pokok permasalahannya.
Penutup Pidato bisa dilakukan
dengan : Membuat rangkuman atau simpulan, menyatakan kembali prinsip-prinsip yang terkandung dalam pidato, menceritakan cerita singkat yang menarik, mengutip kata-kata mutiara, ungkapan, atau beberapa bait pantun, mengajak atau menghimbau dan mengemukakan sebuah pujian buat para pendengar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada saat kita membaca sebuah
buku atau mendengar ceramah tentang teknik berpidato, tampaknya sangat
sederhana. Akan tetapi pada saat kita ingin mempraktekkannya, kita akan menemui
berbagai kendala. Diantaranya kurang menguasai materi, kurang menguasai massa,
tidak terbiasa berdiri di depan orang banyak, bagaimana mengatur sistematika
pembicaraan, mengatur suara, dan lain-lain. Semua syarat ini akan membuat
suasana menjadi rumit. Yang paling penting kita belajar dari sausana yang
sederhana dan kecil. Setiap ada orang berpidato, baik sebagai pemakalah maupun
menyampaikan kata sambutan, sebaiknya kita perhatikan dan mencoba menilai
kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya kita ambil sebagai contoh, sedangkan
kelemahannya kita abaikan.
Maka dari pemaparan isi makalah di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1.
Pidato
adalah semacam cara
penyampaian gagasan, ide-ide,
tujuan, pikiran serta informasi dari pihak pembicara kepada orang banyak (audience)
dengan cara lisan.
2.
Tujuan dari pidato antara lain, Informatif ( bertujuan
untuk memberikan laporan, informasi ), Perusasif ( mempengaruhi ), Edukatif ( menekankan
pendidikan ), Entertain ( memberikan penyegaran ).
3.
Jenis-jenis pidato antara lain, pidato pembukaan,
pengarahan, sambutan, peresmian, laporan dan pertanggungjawaban.
4.
Metode pidato antara lain, impromtu, manuskrip,
memoriter dan ekstemporan.
B. Saran
Dalam menyampaikan pidato sebaiknya kita harus mempersiapkan segala hal
yang berkaitan dengan pidato dengan sebaik-baiknya. Pupuklah rasa percaya diri
anda dalam meyampaikan pidato. Usahakan semaksimal mungkin anda dapat
menguasai situasi dan kondisi para pendengar ( audience ). Dengan begitu anda
dapat dikatakan sebagai pembawa pidato ( orator ) yang baik.
min..boleh tau referensi buku dari bukunya siapa ya.?
BalasHapusatau daftar pustakanya dari buku mana saja ya.??